Text
Perjuangan Arung Palakka Mempertahankan Kerajaan Bone Abad Xvii (Kajian Historis)
Penelitian ini menemukan bahwa Arung Palakka adalah keturunan bangsawan Bone dan Soppeng yang ayahnya bernama La Pottobunek Arung Tana Tengnga (Soppeng) dan ibunya We Tenrisui Datu Mario Ri Wawo (Bone). Sebelum perjuangan Arung Palakka di kerajaan Bone, ada dua kondisi yang peneliti temukan dalam penelitian ini ialah eksternal dan internal. Dimana kondisi eksternalnya itu terjadi perang peng-Islam-an (Musu Selleng) yang diartikan sebagai ekspansi politik ekonomi yang berhubungan dengan kondisi kerajaan - Gowa pada awal abad ke-17 sebagai kerajaan Maritim. Sedangkan kondisi internal dari kerajaan Bone mengalami kemandekan di karenakan kekosongan kekuasaan di kerajaan Bone, karena La Maddaremmeng yang merupakan Sultan Bone pada saat itu di tawan oleh kerajaan Gowa setelah mengeluarkan suatu kebijakan yang mengandung nilai keislaman dengan langkah konsekuen sehingga menimbulkan konflik internal kerajaan Bone. Adapun strategi perjuangan yang dilakukan oleh Arung Palakka untuk mempertahankan kerajaan Bone dengan langkah menjalin kerjasama dengan beberapa kerajaan kecil (Soppeng dan Buton) selain kerjasama dengan kerajaan kecil Arung Palakka juga membuat suatu kebijakan yang kontroversial berupa menjalin kerjasama dengan Kompeni Belanda yang diyakini sebagai langkah agar dapat membebaskan rakyat Bone dan Soppeng dari hegemoni kerajaan Gowa. Implikasi dari penelitian ini, yaitu semangat Arung Palakka membebaskan rakyat Bone dan Soppeng dari hegemoni kerajaan Gowa dan menjadi bahan referensi untuk generasi selanjutnya. Baik dari kerajaan Gowa maupun kerajaan Bone.
No other version available