Text
TRADISI BULO JAPPA DI DESA JIPANG KEC. BONTONOMPO SELATAN, KAB. GOWA
Penelitian ini berjudul “Tradisi Bulo Jappa di Desa Jipang Kec.
Botonompo Kab. Gowa (Pendekatan Fenemonologi)”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menjawab pertayaan-pertanyaan berikut: 1). Bagaimana asal-usul
Tradisi Bulo Jappa di Desa Jipang Kec. Bontonompo Kab. Gowa ? 2). Bagaimana
prosesi Tradisi Bulo Jappa di kalangan masyarakat Desa Jipang Kec.
Bontonompo Kab. Gowa ? 3). Bagaimana makna yang terkandung dalam Tradisi
Bulo Jappa di kalangan masyarakat Desa Jipang Kec. Bontonompo Kab. Gowa ?
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat
kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenolgi. Sumber data
penelitian ini adalah wawancara langsung dengan informan di lokasi penelitian
Metode pengumpulan data meliputi metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, serta
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Tradisi ini berasal dari desa
jipang dan dibawa oleh raja gowa ketujuh Batara Gowa Tuniawangngang Ri
Paralakkenna. Menurut riwayat, bambu gila ini mampu mendeteksi setiap musuh
yang masuk ke Jipang. Bilamana ada musuh yang masih dan bermaksud
mengacaukan desa, maka secepat itu pula bambu gila itu mengamuk dan
menyerang musuh. 2). Pada tahap pra pelaksanaan tradisi, masyarakat yang telah
bernazar dan tercapai tujuannya mendatangi pemangku adat untuk mendiskusikan
seputar pelaksanaan ritual bulo jappa/bulo sossorang, seperti pemilihan waktu,
tempat, dan perlengkapan tradisi. Pelaksanaan prosesi pada hari pertama,
dilakukannya proses pembuatan wadah oleh masyarakat untuk ketiga peti yang
berisikan bendera kerajaan yang disimpan diatas pammakkang/loteng Balla
Lompoa, kemudian sore harinya dilakukan proses Allekka’ Je’ne yaitu
pengambilan air berkah (Je’ne Barakka) di bungung barania untuk digunakan
selama ritual berlangsung. Hari kedua, ialah proses appidalleki, dimana dalam
ritual ini pemangku adat melakukan persembahan sesajen kepada leluhur yang
diantar dengan zikir dan doa syukur kehadirat Allah SWT. Hari ketiga, yaitu
puncak dari ritual bulo jappa/bulo sossorang yang dimana bambu diarak keliling
desa. 3). Makna sosial dari tradisi Bulo Jappa adalah mengenai hubungan sosial
antara desa Jipang dan sekitarnya. Dari segi budaya, individu yang tumbuh dan
matang di desa Jipang menganggap tradisi Bulo Jappa penting dan suci, baik
dengan kesadaran maupun tanpa kesadaran. Prinsip gotong-royong menjadi faktor
penting dalam pelaksanaan tradisi ini, memungkinkan masyarakat lokal
menjalankan tradisi tersebut. Dalam aspek kedermawanan, individu yang telah
mengucapkan nazar dan mewujudkan keinginannya, akan bertanggung jawab atas
segala kebutuhan dalam tradisi tersebut.
Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa untuk mempromosikan
perkembangan dan pelestarian budaya, penelitian perlu dilakukan guna
memastikan nilai-nilai yang tinggi tetap terjaga. Selain itu, konsep budaya yang
lebih modern dengan elemen nilai estetika juga harus diperhitungkan guna
menjaga keberlanjutan budaya tersebut.
No other version available