Text
ISLAMISASI KERAJAAN BANTAENG PADA ABAD KE-17
Penelitian ini membahas tentang Islamisasi Kerajaan Bantaeng pada abad ke-
17. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab dari pertanyaan-pertanyaan
peneliti, yaikni: (1) Bagaimana kondisi Kerajaan Bantaeng sebelum kedatangan
Islam pada abad ke-17, (2) Bagaimana proses kedatangan dan penerimaan Islam di
Bantaeng pada abad ke-17, (3) Bagaimana pengaruh Islam di kerajaan Bantaeng
pada abad ke-17. Penelitian ini adalah penelitian sejarah Adapun pendekatan
penelitian yang digunakan adalah pendekatan historis, pendekatan sosiologi,
pendekatan antropologi dan pendekatan aagama. Dan Adapun Langkah-langkah
penelitian yang digunakan adalah heruistik, kritik sumber, interpretasi, dan
historiografi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Islamisasi kerajaan Bantaeng dimulai
pada abad ke-17 M. Hal ini tidak terlepas dari rancangan pemerintah kerajaan Gowa
yang menempatkan kerajaanya sebagai pusat syiar Islam di Sulawesi Selatan,
Islamisasi di Bantaeng ini dilakukan oleh tiga mubaliqh yaitu pertama Nurun
Baharuddin Tajul Nasabandiyah yang bergelar dengan sebutan “tuttetea ri erea”
(orang berjalan di atas air), yang mengislamkan Karaeng Majombea setelah Kembali
menunaikan ibadah haji di Mekkah dengan membawah pulang bukti-bukti
keagungan agama Islam, Al-Quran, Al-hadis, Zikir (Zikirri), Barongkang, dan
Tongkat. Banyak yang menduga bahwa Syekh Nurun Baharuddin Tajul
Nasabandiyah merupakan ulama dari kerajaan Gowa yang dikirim oleh Sultan
Alauddin ke Bantaeng, dalam rangka syiar Islam yang dimotori oleh kerajaan Gowa.
Makanya banyak muballiq yang telah banyak mendapat pembelajaran dan
pengetahuan agama Islam di Tallo yang di sebarkan keberbagai kerajaan lokal yang
ada di Sulawesi Selatan termasuk di kerajaan Bantaeng. dan Latenriruwa Sultan
Adam yang sangat berperang dalam proses Islamisasi di Bantaeng.
x
Implikasi dalam penelitian ini adalah kedatangan Islam di Sulawesi Selatan
secara umum termasuk kerajaan Bantaeng yang selalu dihubungkan dengan
kedatangan tiga datuk serangkai penyebar agama Islam dari Minangkabau (Sumatera
Barat) yaitu Datuk Patimang, Datuk ri Tiro dan Datuk ri Bandang, Kesuksesan
perkembangan agama Islam di Bantaeng pada abad ke 17 M, tidak terlepas dari
perang para ulama dan umara. Dan penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi
sumbangan positif untuk melestarikan nilai-nilai relegius yang dulunya mengakar
dalam tradisi masyarakat Bantaeng.
No other version available