Text
Tradisi Pembuatan Perahu Pinisi di desa Ara kecamatan bontobahari kabupaten bulukumba (studi unsur-unsur budaya islam).
skripsi ini membahas adalah memberikan hasil dan fakta bahwa sejarah dari pembutan pada perahu pinisi di mulai dari cerita legenda sejarah kapal yang bernama sawerigading pernah terbawa ombak pada wilayah masyarakat tersebut, menurut cerita yang beredar bahwa warga atau masyarakat desa ara melihat dan memperhatikan tiap-tiap dari sisi perahu kemudian mempratikkannya serta menjadikan contoha dasar dari pembuata perahu dari perahu sawerigading yang telah terdapar di tepi pantai desa ara. Adapun tata cara dalam pembuatan perahu pinisi terdapat 9 Tahapan diantaranya adalah 1. Kalabiseang (Lunas), 2. Pagepe' (Susunan Papan Pertama), 3. Soloro (Gading), 4.Lepe (Senta), 5. Kalang (Tatakan Dek), 6. Katabang (Dek), 7. Kamara (Kamar), 8. Anjong (Anjungan) dan Tahap Terakhir yaitu 9. Palajareng (Tiang Layar). Sedangkan transformasi unsur-unsur budaya dalam tradisi penyusunan dari kapal di masyarakat Desa Ara di bulukumba ada 5 tahap namun setiap tahap dilakukan upacara tradisi dan masing-masing mengandung makna yang dipercaya oleh masyarakat setempat. diantaranya: Pertama,Anna 'bang Kalabiseang (menebang untuk alas atau nama lainnya yaitu lunas), maknanya ialah pohon ditebang yang di jadikan bagian dasar atau bahan utama dalam awal pembuatan perahu, sebelum penebangan pohon tersebut terdapat pembacaan do'a Penebangan pohon dilakukan sebelum tengah hari dimana terdapat unsur yang terkandung pada upacara tersebut dengan maksud dan tujuan agar reseki lancar dan harapan agar reseki bertambah naik seperti diibaratkan saat naiknya sinar matahari. Kedua:Annatara' (Menyambungkan Lunas), kayu yang telah di potong harus sesuai dengan
No other version available