Text
Lontara Kutika di Desa Tandung Kecamatan Malangke Kabupaten Luwu Utara (Studi Naskah Lokal dan Islam)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Sekuensi awal dari
salinan naskah kutika Desa Tandung berakar dari H. Nandu pada saat dia
masih merantau di Jambi. Tertarik dengan potensi positif yang ditawarkan
kutika, mendorong H. Nandu untuk menyalin naskah ini. H. Nandu yang
menghabiskan kesehariannya bekerja sebagai seorang petani,
mengaplikasikan kandungan teks naskah terhadap pengambilan keputusan
mata pencahariannya dan beberapa aspek kehidupannya yang lain. Motivasi
salinan naskah ini kental akan sentimen pragmatisme dan pandangan tinggi
terhadap kepercayaan masa lalu. 2) Naskah kutika sebagai pedoman
prediktor kualitas waktu dalam wujudnya terus mengalami metamorfose
seiring dengan perubahan konteks sosial masyarakat Bugis. Kutika pada
abad ke-14 mulai mengadopsi unsur-unsur astrologis bernuansa hindu-
budha seiring terbukanya perdagangan dengan Majapahit. Dengan
datangnya Islam pada abad ke-17 turut mempengaruhi pengaplikasian pada
kehidupan sehari-hari. Masyarakat Bugis yang telah memeluk agama Islam
membuka potensi penggunaan kutika dalam konteks implementasi islamik.
3) Naskah kutika sebagai hasil kebudayaan Bugis yang telah berasimilasi
dengan konsepsi islamik masih terus digunakan oleh para pemilik naskah
dalam proses penetapan aktivitas keseharian mereka. Kutika yang
ix
mengandung berbagai konsep prediktor, sering diaplikasikan dalam
penentuan bercocok tanam, penanggalan hilal, pemutusan penggelaran
acara dan berbagai aspek kehidupan lainnya.
No other version available