Text
Toraja: Implikasi Budaya dalam Pemekaran Daerah
Tana Toraja, adalah satu kabupaten dengan masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya dan menjadi kekhasan daerah tersebut yang telah mendunia. Pasca pemekaran, 13 (tiga belas) tahun lalu, melalui tulisan ini diajukan pertanyaan skeptis: Apakah kebijakan pemekaran bisa menjamin aspek keutuhan sistim nilai budaya diantara mereka (Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara)? Apakah tidak mungkin mengalami degredasi nilai atau deviasi erkembangan yang tidak signifikan, mengingat satu sistem nilai badaya berada di antara dua daerah otonom yang memiliki kebijakan administrasi dan pembinaan kemasyarakatan yang otomatis berbeda? Bagaimana artepak yang secara antropologi merupakan peninggalan para leluhur yang berada di satu wilayah administrasi sebelumnya atau satu daerah otonom, lalu kemudian terbagi pada dua daerah otonom? Bagaimana aspek pemeliharaan, pengembangan, pemamfaatan artepak tersebut yang sebelumnya menjadi obyek wisata dan telah mendunia? Bagaimana kebijakan 2 (dua) daerah otonom meletakkan kebijakan tata ruang yang sinergi berkesinambungan dan memungkinkan terjadinya kerjasama, baik secara program, maupun secara kelembagaan? dan bagaimana dengan "Tondok Lepongan Bulan Tana Matari' Allo" yang mengandung arti "Negeri Dengan Bentuk Pemerintahan dan Kemasyarakatannya Merupakan Suatu Kesatuan yang Bulat Bagaikan Bulan dan Matahari"?
No other version available