Text
Paddate dalam Ajaran Tarekat Khalwatiyah Samman di Desa Opo Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tarekat khalwatiyah samman
masuk ke Sulawesi Selatan pada tahun 1820 M dibawa oleh Syekh Abdullah
al-Munir seorang bangsawan Bugis dan cucu Raja Bone La Temmasonge
kemudian dikembangkan oleh anaknya yaitu Ahmad Fudail. Masuknya
tarekat ini ke Desa Opo melalui para mursyid dari Maros dan Barru yang
diwariskan secara turun-temurun oleh tokoh lokal seperti Puangrita, Puang
Jafa, Puang H.Runa, yang merupakan keturunan keempat di Desa Opo,
sehingga tarekat ini mengalami perkembangan dan diterima secara luas oleh
masyarakat dengan jumlah pengikut yang terus meningkat. Ajaran tarekat
khalwatiyah samman mengajarkan dua bentuk zikir, yaitu sikkiri tellu ratu
dan sikkiri seppulo, serta menekankan praktik baiat dan pengendalian diri.
Zikir sebagai praktik spiritual dalam tarekat ini menjadi sarana untuk
mendekatkan diri kepada Allah swt. Pengaruh tarekat ini dalam kehidupan
masyarakat Desa Opo, terutama dalam meningkatkan kesadaran beragama,
pembentukan akhlak dan memperkuat solidaritas masyarakat serta
berkontribusi dalam pelestarian budaya lokal melalui integrasi nilai-nilai
Islam dengan tradisi setempat.
No other version available