Indeks Artikel
Nurcholis madjid : sekularisasi dan desekralisasi
Islam dan modernitas telah saling bersentuhan terjadi dalam kurum waktu yang cukup lama. Modernitas yang lahir dari Barat ini, oleh masyarakat Muslim, dianggap sebagai suatu kenyataan atau tantangan yang mešti dihadapi. Suatu hal yang wajar, bahwa sepanjang dua abad terakhir ini, tema yang paling menonjol dalam diskursus keislaman kontemporer adalah Islam dan tantangan modernitas. Tema ini menguat, terutama berkaitan dengan realitas kemunduran dan keterbelakangan umat Islam di seluruh dunia. Jadi, secara umum dapat dikatakan bahwa Islam telah mengalami marginalisasi peran, baik dalam bidang politik, ekonomi maupun budaya.rnTema tersebut di atas secara histories paling tidak telah muncul pada akhìr abad ke-18, sejak kontak pertama umat Islam dengan Barat modern melalui ekspedisi Napoleon di Mesir tahun 1789. Dalam pérkembangan selanjutnya muncul gerakan modernisasi dalam Islam yang dipelopori sejumlah tokoh intelektual Muslim, seperti Jamaluddin al-Afgani, seorang pembaru Muslim akhir abad kesembilan belas yang pantas menyandang gelar Bapak Nasionalisme Muslim Modern. Ia menyeru agar kaum Muslimin menentang impenarialisme, meraih kemerdekaan politik dan mengupayakan kembali kebangunan intelektual yañg berakar pada Islam. Kemerdekaan dan pembaruan Islam merupakan syarat penting untuk memulihkan kekuatan dan kejayaan Islam yang telah hilang. Murid-murid Jamaluddin al-Afgani, seperti Muhammad Abduh dari Mesir (l849-1905) dan Rasyid Rida dan Suriah (1865-1935) mencoba mencuatkan kembali doktrin klasik Islam sebagai dasar pembaruan politik, hukum dan inte1ektual islam.
No copy data
No other version available