Indeks Artikel
Konsepsi jender dalam pembentukan keluarga muslim
Gerakan feminisme Barat pada periods 1960 dan 1970-an diwarnai oleh tuntutan kebebasan dan persamaaan hak agar perempuan dapat menyamai pria dalam bidang sosial, ekonomi, dan kekuasaan politik. Kini semakin banyak pérempuan yang telah rnasuk ke “dunia” maskulin dan berkiprah bersama-sama dengan pria. Di balik keberhasilan itu, banyak yang mengatakan bahwa para perempuan bukan saja telah memasuki “dunia” maskulin, tetapi juga telah mengadopsi nilai-nilai maskulin yang dikritiknya, serta meninggalkan sikap kepedulian terhadap pengasnhan dan pemeliharaan anak. Banyak perempuan yang telah menjadi tcman pria di peradaban modern Barat, yaitu péradaban ekonomi pasar yang berdasarkan untang-rugi, kompetisi, kekuasaan, materi, dan eksploitasi. Sumber daya uang, status, dan kekuasaan yang terbatas harus diperebutkan karena kesuksesan di dunia maskulin diukur oleh semua itu.rnDengan anaiisa tersebut di ams, maka dapat dibayangkan. betapa berat rantangan umat Islam ke depan. Desakan perkembangan di Barat, penetrasi nilai budaya asing dalam kehidupan umat, bahkan warisan niai budaya kalangan sendiri, semuanya diantisipasi dan dijawab lewat paradigma teologis dalam rangka perwujudan konsep rahmatan li al-alamin sebagai realitas.
No copy data
No other version available