Text
Mohammad Natsir Dalam Kancah Perpolitikan Islam di Indonesia Pada Masa Demokrasi Parlementer (1950-1959)
Skripsi ini membahas tentang 1) Mohammad Natsir mempunyai pengaruh besar dalam gerakan politik Islam pada masa demokrasi parlementer. Dalam Majelis Konstiuante Mohammad Natsir di pandang sebagai Nasionalis Islam yang memperjuangkan pemerintahan Islam dalam bernegara. 2) Adanya pergulatan ideologi (Nasinalis Islam, Nasionalis Sekuler dan Komunis) di Majelis Konstitusnte mengenai dasar negara, secara tegas Mohammad Natsir menolak Pancasila dijadikan sebagai dasar negara akibat munculnya pemikiran Soekarno yang menafsirkan pancasila secara sekuler. Dengan demikian peiode pada masa demokrasi parlementer menunjukkan konsistensinya terhadap kedinamisan sistem Islam dalam sebuah Negara modern. 3) Mohammad Natsir dalam perjuangan politik Islam melalui jalur konstitusi dengan memilih Partai Politik Islam (Masyumi) yang memperjuangkan tegaknya nilai-nilai Islam dalam kehidupan kenegaraan dan penyadaran umat Islam akan kesempurnaan nilai-nilai Islam. Disamping itu sebelum terwujud Islam sebagai dasar negara hendaklah para pemimpin umat dapat memberikan contoh akan kesempurnaan nilai-nilai Islam. Dengan adanya Dekrtit Presiden Soekarno yang menerapkan Demokrasi Terpimpin, Natsir menganggap sebuah kediktatoran dalam kepemimpinan, dan berlawanan dengan nilai-nilai keislaman. Membuat Natsir bergabung dalam PRRI, yang menghimpun tokoh-tokoh Islam yang memberontak kepada RI seperti Kartosuwirjo dan Kahar Muzakkar untuk berjuang bersama-sama, selain itu Natsir juga perancang Proklamasi RPI.
No other version available