Text
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di Gowa (19451947)
Skripsi inin membahas bahwa pertama, latar belakang Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Gowa pada tahun 1945-1947, dikarenakan adanya kerenggangan antara bangsawan di daerah Gowa dan masyarakat, dimana bangsawan di daerah Gowa ini berhasil diajak kerjasama oleh kolonial, yang mengakibatkan kalangan bangsawan lebih berpihak kepada kolonial dibanding masyarakat. Faktor lain yaitu tindakan-tindakan dari Jepang yang tidak menyenangkan, yang menjalankan sistem romusha. Kedua, kondisi masyarakat Gowa pada masa proklamasi menunjukkan semakin gencarnya perjuangan para pemuda dalam mendesak pihak-pihak yeng bersangkutan agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945, berita resmi proklamasi melalui harian Pewarta Selebes dan telah menyebar ke seluruh daerah Sulawesi Selatan. Tentu saja masyarakat Sulawesi Selatan menyambut dengan gembira berita ini. Pada tanggal 21 September 1945 keadaan di Sulawesi Selatan kembali menegang karna kedatangan para sekutu yang disertai oleh beberapa opsir Belanda dari NICA, "yang mana kedatangan sekutu ini membuat masyarakat terutama pemuda memperlihatkan reaksi yang tidak memihak kepada sekutu. Ketiga, Perjuangan rakyat mempertahankan kemerdekaan di Gowa dalam kurun waktu 1945 sampai 1947 dapat disimpulkan bahwa kegiatan perlawanan mencapai puncaknya pada saat kekejaman Westerling dan pasukannya mulai mengganas di beberapa daerah di kawasan ini, dan banyak membawa korban dikalangan pejuang maupun rakyat. Perlawanan rakyat yang terjadi merupakan tindakan balasan terhadap pasukan NICA. Kemud'an perlawanan menjadi semakin berkurang intensitasnya bermula dari jatuhnya markas LAPRIS ke tangan Belanda dan mulai saat itu, pasukan Belanda semakin leluasa melakukan penyusupan ke wilayah-wilayah pedalaman, sehingga mempersempit ruang gerak para pejuang.
No other version available