Mengkaji masalah kamus Arab-Indonesia secara umum dan Arab-Melayu secara khusus, agar dapat diketahui segi-segi kelebihan dan kekurangannya, kekuatan dan kelemahannya.
Bahasa Arab adalah suatu bahasa dunia yang memiliki kategori jumlah dualis gramtikal yang bagi penutur Indonesia merupakan kategori yang diungkapkan secara leksikal.
Pembahasannya mengenai IBSA didasarkan kepada studinya tentang keberadaan bangsa Arab dan penyebarannya di dunia Arab sendiri. Ibn Khaldun menbagi ISA menjadi 4 (empat) macam, yaitu ilmu nahwu, ilmu lugah, ilmu bayan, dan ilmu adab.
Bahasa Arab adalah benda sakral yang harus dijaga kemurniannya dari berbagai bentuk perubahan yang dianggap sebagai sebuah penyimpangan dan pengkotoran terhadap bahasa Arab.
Penelitian di bidang bahasa, sastra, dan budaya Arab di Indonesia pada saat ini tampaknya kurang dapat bersaing dengan bidang-bidang yang lain. Hal ini dapat dilihat dari langkanya publikasi hasil-hasil penelitian dalam bidang ini yang bersifat nasional.
Penggunaan saranan teknologi komputer, khususnya internet pada saat ini telah merambah berbagai bidang, demikian juga halnya dalam pengajaran bahasa Arab. Akan tetapi, hal yang paling penting adalah SDM itu sendiri.
Kajian epistemologi bayani terhadap lafadz-lafadz telah ada dan menjadi tradisi di kalangan para fuqaha dan mutakallimun, juga keterlibatan para ahli bahasa dalam mendiskusikan tentang hubungan lafadz dan makna, sehingga memunculkan istilah-istilah khusus yang menjadi wacana baru dalam kajian bahasa.
Alqur'an merupakan media interaksi antara Tuhan dngan hamba-Nya. Sebagai media interaksi, ia mengunakan beragam kalimat yang di antaranya adalah ragam kalimat tanya.